Diving in Pulau Ujuanghttps://rumahlautandalas.files.wordpress.com/2013/03/blue-stingray.jpg

25 Mar
Image

Pagi yang indah, langit yang cerah pada 16 Maret 2013 melambungkan angan-angan untuk menikmati keindahan bawah laut dengan ikan yang berwarna-warni, kehidupan bawah laut yang indah serta tumbuhan karang yang beragam. Pada kesempatan Diving kali ini saya merencanakan di Pulau Ujuang Pariaman. Kota Pariaman lebih kurang berjarak 60 km dari pusat kota Padang.

Remi Nielsen salah seorang mahasiswa asal Norwegia, yang  diberi kesempatan oleh pemerintahnya belajar ilmu kedokteran di Rumah Sakit M. Jamild melalui Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Jauh dari perkiraan ku, perjalanan dari Padang ke pariaman yang kuharapkan bias ditempuh dalam satu jam, namun malah jadi molor hingga hampir dua jam, selain disebabkan oleh lalulintas yang macet, juga dikarenakan aku yang membawa mobil sambil bercerita panjang lebar dengan bule dengan postur 185 centimeter ini. Salah satu cerita yang menarik adalah tentang populasi warga negaranya yang hanya 5 juta orang, jauh berbeda dengan Indonesia yang saat ini kurang lebih berjumlah 130 juta jiwa. Hal tersebut dikarenakan virus mematikan yang memusnahkan hingga 80 % jiwa pada 220 tahun silam di negaranya.

Kira-kira jam 10 pagi, barulah kami sampai di Pariaman, langsung menghubungi kawanku nanda yang kebetulan juga bekerja pada Pusat Penangkaran. Penyu dalam bahasa Inggris Penyu disebut Sea Turtle.

Bau amis tercium ketika kami memasuki gerbang Penangkaran Penyu. Dipusat penangkaran Penyu tersebut kami menyempatkan diri untuk melihat anak-anak dan induk Penyu yang berada di bak-bak penangkaran tersebut, untuk anakan penyu satu bak dihuni hingga puluhan penyu, namun untuk induk penyu sendiri mereka punya privasi untuk satu bak penuh, karena selain ukuran induknya yang besar, juga untuk menghindari persaingan diantara induk penyu tersebut.

Setelah segala persiapan diving selesai, kamipun berangkat menuju muaro, tempat dimana kapal telah menunggu tak lupa kami  mengangkut anak-anak penyu yang hendak kami lepaskan di pulau Angso Duo nantinya,Image

Kira pukul 12 siang tepat disaat ubun-ubun menggelegak karena posisi matahari yang pas diatas kepala, kami menaiki boat kuning yang akan mengantarkan kami ke pulau angso duo. Dipulau angso duo kami akan melepaskan anak-anak penyu, sekalian juga Diving hingga sore menjelang nanti.

Hanya lebih kurang 15 menit boat kami merapat di Pulau Angso Duo Remi mahasiswa asal norwegia merasa kepanasan dan memilih menceburkan diri di air laut untuk mendinginkan badan.

Setelah makan siang pengisian oksigen pada keenam tabung dimulai, kira-kira satu jam kemudian barulah aku dan Remi diving mengelilingi pulau Angso Duo. Visibility sangat buruk sekali dipulau ini, kedalam maksimal hanya 6-7 meter didasar, itupun sudah tidak bisa lagi melihat apa-apa (bad Visibility). Mengenai populasi karang sekitar tubir dipulau ini sangat kurang sekali

Sekitar pukul 4.30 sore kami mulai melepaskan anak-anak penyuImage

hari kedua, yaitu hari minggu start jam 8 kami mulai berangkat ke pulau ujuang, tujuan utama Diving kali ini.  sekitar 20 menit perjalanan kami menjejakkan kaki di pulau ujuang bersama Remi Norwegian,   tidak sabaran kami langsung menurunkan peralatan dari boat dan merakitnya.  kami mulai turun sekitar pukul setengah sepuluh,  dengan santai kami menuruni kedalaman dan menyusuri tubir pantai hingga tabung oxygen kami habis, jeda beberapa menit kami mengulangi kembali, hingga menghabiskan 6 tabung oxygen.

fantastic…  kata-kata itulah yang ingin sekali kudengar dari sahabatku ini, ia terkagum-kagum dengan pesona keindahan bawah laut pulau ujuang, sangat banyak jenis ikan dan coral yang kami temui disini dengan beragam varietas.  lion fish, pari totol biru, belut laut, penyu, cumi-cumi dan banyak lainnya berbagai jenis ikan dengan beragam warna. sungguh aku tidak menyangka keindahannya Subhanallah..

stingray sea eel lobster lion fish2 clown fish blue stingray DSC01976

 

Image

penanaman Bakau di Parupuak Tabiang

20 Dec

penanaman Bakau di Parupuak Tabiang